Anak Ibu Cacingan ?

July 11, 2012

| | |

Share artikel yang di dapet dari Room for Children.  Karena kemakan iklan di teve pernah juga kasih MyNendra obat cacing, soalnya beberapa kali dia suka ngeluh gatel di pa**at.  Blm pernah check lab juga sih...
Dr M Muchlis SpA
Klinik Anak RS Lanud Abd Saleh/Klinik Anak RSIA Puri Bunda Malang




Cacingan atau infeksi cacing merupakan penyakit parasit (nematoda) pada usus manusia yg paling sering mengenai anak baik di Indonesia maupun dunia.  Mereka yang tinggal di derah dengan sanitasi buruk sangat rentan terkena infeksi parasit ini. Di negara tropis penyakit cacingan hampir mengenai seluruh lapisan masyaraka dan anak2 termasuk yg sering terinfeksi. Kelompok umur paling tinggi pada kelompok usia 3-8 tahun. Seseorang dapat terinfeksi lebih dari 1 jenis cacing atau terkena infeksi campuran

Ada  cukup banyak cacing penyebab infeksi cacing pada anak, antara lain :
  1. Cacing gelang (Ascaris lumbricoides) : ukuran cacing dewasa jantan berukuran 120 mm-150 mm x 3-4 mm, yang betina lebih panjang dan besar, 200-400 mm x 5-6 mm. Cacing betina menghasilkan telur sekitar 200.000 per harinya.
  2. Cacing cambuk (Trichuris trichiuria), ukurannya bisa mencapai 45 mm. Cacing betina mampu menghasilkan 2000-6000 telur setiap harinya.
  3. Cacing tambang (Necator americanus dan Acylostoma duodenale), ukuran cacing jantan : 5-11 mm x0,3 x 0,45 mm, cacing betina : 9-13 mm x 0,35 -0.6 mm. Dari seekor cacing betina mampu bertelur antara 10.000 sd 25.000 telur.
  4. Cacing keremi (Oxyuriasis vermicularis/Enterobius vermicularis), cacing betina berukuran 8-13 mm x 0,3-0,5 mm dan cacing jantan berukuran lbh pendek/kecil 2-5 mm x 0,1-0,2 mm. Seekor cacing betina mampu menghasilkan sekitar 11.000  telur tiap harinya.
Cara penularan :
Seseorang akan terinfeksi dengan cara menelan telur cacing yg infektif (yang mengandung larva) melalui makanan/minuman yang terkontaminasi oleh telur cacing spt pada infeksi cacing gelang, cacing cambuk dan cacing keremi. Infeksi cacing tambang melalui larva cacing filariform melalui makanan/minuman yg tercemar atau larva cacing yg menembus kulit diakibatkan kebiasaan seseorang yg tidak memakai alas kaki pada kawasan yg sanitasi lingkungannya buruk.

Gejala Klinis :
Tergantung dari cacing penyebabnya. Pada mereka yg terinfeksi cacing gelang (Askariasis), gejala yg paling menonjol rasa tidak enak di perut, kolik akut pd daerah perut bagian atas, gangguan selera makan dan menceret. Pada keadaan infeksi yang berat dapat menimbulkan muntah cacing yg dpt mengakibatkan komplikasi penyumbatan saluran nafas. Selain itu dapat juga terjadi ileus oleh karena adanya sumbatan oleh masa cacing (bolus cacing) dimana anak harus  menjalani operasi untuk mengeluarkan bolus cacing tsb. Cacing gelang dewasa bisa bermigrasi kemana mana, bisa masuk ke dalam lumen usus buntu yg menimbulkan gejala spt apendisitis, bisa juga masuk ke saluran empedu bahkan sampai ke hati.Infeksi yg kronis mengakibatkan anak pertumbuhan fisik dan mentalnya akan terganggu.
  • Infeksi cacing cambuk (Trichuriaris) menimbulkan gejala antara lain : anak menjadi gugup, susah tidur, nafsu makan menurun, nyeri perut bagian atas, muntah, sembelit, perut kembung dan buang angin. Pada infeksi yg berat dijumpai menceret berdarah, nyeri perut, tenesmus (mulas), nafsu makan yg menurun, anemia dan penurunan berat badan. Infeksi cacing ini sering juga dihubungkan dengan terjadinya kolitis dan sindrom disentri. Pada infeksi yang sangat berat dapat mengakibatkan terjadinya prolaps rekti (usus bagian akhir yg keluar lewat dubur).
  • Infeksi cacing tambang (Ankilostomiasis) akibat dari cacing yg melekat pada mukosa usus dpt menimbulkan gangguan pencernaan spt nafsu makan yg menurun, mual, muntah, diare, penurunan berat badan, nyeri di daerah usus halus. Pada infeksi yg sudah berlangsung lama dapat terjadi anemia dan anemia berat sampai menimbulkan gagal jantung.
  • Infeksi cacing kremi (Oxyuriasis) menimbulkan gejala antara lain : anak menjadi penggugup, susah tidur (tidur tdk pulas), mimpi yang menakutkan (nightmare). Hal yg menonjol pada infeksi cacing ini adalah rasa gatal di sekitar anus, anak menggaruk kulit di sekitar anus sampai lecet yang dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri.
Diagnosis penyakit.
Diagnosis penyakit cacingan ini  berdasarkan pemeriksaan tinja. Telur cacing dilihat secara mikroskopis dan setiap jenis cacing mempunyai gambaran telur yang berbeda.  Bila ditemukan cacing dewasa dalam tinja, diagnosa pasti sudah bisa ditegakkan. Khusus untuk cacing tambang, pada kultur tinja ditemukan adanya larva cacing tambang. Pada cacing keremi dilakukan pemeriksaan dgn anal swab dan diperiksa dibawah mikroskopis, utk melihat cacing keremi dewasa dilakukan dengan melihat anus  anak pada malam hari dan menemukan cacing dewasa yg keluar untuk bertelur.

Pengobatan.
Banyak obat cacing yg dapat diberikan pada anak antara lain :
a.  Pirantel Pamoat, pemberian dosis tunggal dapat memberikan hasil yg memuaskan.
b.  Mebendazol.
c.  Oksantel-pirantel pamoat.
d.  Albendazol : diberikan pada anak usia diatas 2 tahun.
Pengobatan diberikan pada anak yang sudah dilakukan pemeriksaan tinja dan positif ditemukan telur cacing, juga bila ditemukan cacing dewasa di dalam tinja. Pada infeksi campuran adakalanya dokter memberikan 2 macam obat cacing yang ada.

Pencegahan.
Perbaikan sanitasi lingkungan dan higiene diri serta lingkungan mempunyai arti dalam penanggulangan dan pencegahan penyakit cacingan ini. Kebiasaan buang air besar di sembarang tempat harus dihentikan, biasakan membersihkan tangan dan kuku sebelum makan, membiasakan penggunaan alas kaki bila keluar rumah adalah hal praktis yg bisa dilakukan oleh banyak orang. Seperti adagium yang sering kita dengar  “pencegahan lebih baik dari pengobatan”.

Sumber : Buku ajar Infeksi dan Pediatri Tropis dan penelusuran internet.
WebRepPredikat secara keseluruhan

0 comments:

Post a Comment